Total Tayangan Halaman

Sabtu, 20 Februari 2016

Resep cara membuat kue tart ulang tahun -  (INDIRANIA.COM GUDANGNYA RESEP)
 
Biasanya kalau ada teman atau kerabat yang berulang tahun, ketika ingin merayakannya, kita biasanya memesan kue ulang tahunnya di toko kue. Dulu (sampai sekarang pun juga :p), ketika salah satu teman saya ada yang ulang tahun, saya dan teman-teman biasanya memesan kue ulang tahunnya terlebih dahulu (sebelum hari H).

Ketika sudah hari H, kami ambil kue ulang tahunnya, dan mulailah kami merayakan ulang tahun teman saya itu. Tapi melalui resep kue yang akan saya bagikan kali ini, anda dapat membuat kue tart ulang tahun sederhana sendiri looh. So, kalau kita bisa buat sendiri, mengapa beli? :p

Akhir-akhir ini, saya sering sekali menulis artikel resep mengenai kue, kue dan kue. Sebelumnya mengenai resep membuat kue bawang, dan kali ini resep membuat kue tart sederhana. Hehehe, serba kue deh pokoknya. Okey langsung saja, berikut langkah-langkah membuat kue tart ulang tahun sederhana:



Bahan-bahan :

  • 125 gram terigu
  • 125 gram gula pasir
  • 100 gram margarin
  • 125 gram dark coklat
  • 4 butir telur
  • 2 bungkus vanila bubuk
  • 1/2 sendok makan baking powder
  • 2 sendok makan maizena
  • 1 sendok makan cake emulsifier SP/ TBM
  • 1 sendok makan coklat bubuk

Bahan untuk topping

  • Selai secukupnya
  • Cherry secukupnya
  • Whipped cream secukupnya      



Cara membuat kue tart sederhana

1. Persiapkan wadah berukuran agak besar, kemudian masukkan telur, gula pasir, cake emulsifier, dan satu bungkus vanilla, kemudian aduk rata menggunakan mixer dengan kecepatan sedang hingga berubah warna menjadi putih.

2. Ayak tepung terigu, satu bungkus vanilla, coklat bubuk, baking powder, maizena, kemudian masukkan ke dalam adonan yang bercampur telur, gula pasir, cake emulsifier dan vanilla tadi.
 

3. Setelah itu, cairkan coklat, margarin, kemudian aduk rata dan sisihkan.

4. Setelah campuran coklat dan margarin tadi agak dingin, silakan tuangkan ke dalam adonan kue. Kemudian aduk kembali hingga tercampur rata.

5. Kemudian masukkan adonan ke dalam loyang yang telah diolesi sedikit margarin. Masukkan ke dalam panci pengukus atau oven, kemudian kukus sekitar 20 menitan hingga matang.

6. Jika sudah matang, angkat, dan kue tart pun sudah siap dihiasi. Berikut penampakan kue tart yang sudah matang tetapi belum dihiasi.

7. Untuk hiasannya, anda bisa menggunakan selai, cherry, whipped cream atau apalah itu, sesuai selera sist masing-masing. Dan berikut penampakan kue tart sederhana yang sudah selesai dihiasi. Mungkin agak sedikit sederhana hiasannya, tapi ndak papalah yang penting bisa disantap. Hehehe :D
 
Beberapa cara yang dapat dilakukan agar mata tidak cepat lelah saat bekerja di depan komputer, antara lain:
  • Beristirahatlah 10 hingga 15 menit
  • Lihat objek yang jauh kurang lebih selama 10 detik
  • Stretching atau melakukan latihan mata
  • Atur pencahayaan dari komputer
  • Istirahatkan mata selama 1 jam
  • Atur posisi duduk (90 derajat), posisi keyboard (100 derajat) dari siku
  • Jarak layar komputer sekitar 50-75 cm

Sitting Posture yang baik dan benar

Ada juga yang menyarankan untuk beralih ke layar jenis LCD, karena diketahui bahwa layar jenis ini memiliki pancaran radiasi yang cukup kecil. Terlebih, jika kita punya budget lebih, ga ada salahnya mengalokasikan dana untuk membeli kacamata anti radiasi,memang agak mahal, tapi harga tsb ga sebanding dengan bola mata kita yang sehat. Selain bisa dibawa kemanapun kita bekerja, kacamata ini tak hanya berguna saat kita bekerja di depan monitor, namuna juga melindungi mata dari cahaya lampu mobil, radiasi TV, dan sebagainya. Faktanya lapisan anti-radiasi pada kacamata tersebut, sangat berguna bagi mata kita. Karena lapisan tersebut secara otomatis mengurangi efek nyeri di mata akibat radiasi cahaya berlebih.


                                                                                                     BY : GOOGLE

inikah yang terbaik




      Nama lengkapnya cassandra, tapi teman-temannya lebih suka memanggilnya sandra, katanya lebih simple dan mudah untuk memanggilnya. anak ini memiliki wajah yng cantik, dan lucu. selain itu sandra juga di kenal sebagai anak cerdas dan baik. banyak sekali temannya yang senang apabila bersamanya. tapi semenjak perusahaan ayahnya bangkrut, sandra yang tadinya periang jadi pemurung, ia sedih karena ia harus pindah rumah di pinggir kampung, dan lebih menyedihkan lagi rumah itu amatlah sederhana, tidak seperti rumah mewahnya dulu. sandra yang tentunya merasa sangat kecewa dengan keputusan orang tuanya ini, apalagi jika teman-teman sekelasnya mengetahui bahwa ia telah menjadi anak miskin. ia benar-benar sangat gengsi dengan keadaanya. sandra juga sangat menjauhi pergaulanya dengan teman akrabnya, tentu saja mereka heran dan menganggap sandra yang tiba-tiba menjadi aneh. selain itu sandra juga menjadi jarang ke kantin bia lebihy memilih membaca buku di perpustakaan karena ibu mengurangi jatah uang jajannya, jadi ia terpaksa untuk berhemat uang lebih anehnya lagi sandra yang biasa diantar oleh mobil sekarang selalu menaiki sepeda.
hari ini murid-murid di pulangkan lebih awal di karenakan guru-guru mengadakan rapat sekolah. hal itu membuat anak-anak bersorak gembira, tapi berbeda dengan sandra yang sembari tadi terdiam.
     "sandra kamu kenapa?" kata yalena penasaran.
     "aku tak apa-apa!" jawabku enteng.
     "tapi ko' kamu terlihat kurang sehat?" tanya dengan nada cemas.
     "benar ko' aku tidak apa-apa!" sandra mengernyit.
     "san, dari pada kamu kenapa-napa, mending aku anterin pulang!" yalena mengangkat bahu.
     "enggaklah, aku bisa pulang sendiri, terimakasih!" ujar sandra sedikit panik.
     "enggak apa-apa san, lagian akhir-akhir ini aku jarang mampir ke rumah kamu, masa kamu nolak tawaran aku!"
     "aduh lena lain kali aja, hari ini aku akan kerumah nenek jadi aku harus cepat-cepat pulang." jawab sandra berbohong.
    Di tengah jalan sandra merasa menyesal dengan perbuatanya. ia belum berani untuk mengungkapkan yang sebenarnya kepada sahabatnya. sampai kapan mau begini? masih perlukah untuk menahan gengsi?  tanya sandra dalam hati. ia benar-benar merasa bersalah dengan apa yang telah di buatnya.
seperti hari-hari sebelumnya sandra selalu duduk di depan rumahnya.
     "ada apa denganmu nak?" tanya ibu yang tiba-tiba muncul dari belakang membawa secangkir teh panas kesukaan sandra.
     "bu.... kenapa kita harus menjalani kehidupan seperti ini, kenapa allah memberikan ini semua kepada kita?" geruntu sandra.
     " nak janganlah kau mengeluh, kita seharusnya bersyukur dan belajar untuk menerima kenyataan." kata ibu tersenyum.
     " tapi bu, ini semua tidak adil." celetus sandra yang mulai menangis.
     " sayang...... allah memberikan ini semua karena kita mampu untuk menjalaninya, ingatlah allah memberikan kita ujian sesuai dengan kemampuan setiap hambanya...."
Saat itulah sandra mulai mengerti dan bisa menerima keadaannya.

by : hasna nur azizah   
  

lanjutan cerpen ku ingin kau kembali....



Ya ampun di mana seragamku sekarang, kenapa menghilang.....
      " Asyana vatikan, kau mencari seragammu? oh.... pasti kau sangat bingung untuk mencarinya..." tanya seseorang dari balik pintu asrama.
      " Oh, jangan-jangan ini ulahmu hulya?" ucap zie marah.
      " Menurutmu bagaimana ...sayangnya seragam itu sekarang perlu di cuci lagi, oh.... atau mungkin  kau mau memakai seragam kotor ini?" sambil melemparkan seragam asya yang sudah kotor entah di apakan oleh hulya.
      " Hulya....! kau tega sekali melakukan ini semua, ya allah... apa salahku sehingga kau mengujiku dengan beban seperti ini, bagaimana jadinya jika aku masuk sekolah tidak memakai serangam ?"
      " Itu bukan urusanku, sekarang aku ingin pergi, selamat untuk bersenang-senang asya...hari ini hukuman menantimu!" seru hulya pergi menjauh.
       ya allah, rasanya aku ingin menagis sejadi-jadinya, ingin marah, dan bertariak sekeras-kerasnya. ingin sekali membalas perbuatan hulya, tapi apa... jika itu yang aku lakukan aku berarti sama saja denganya, aku sama saja pembuat ulah, persis dengan sifatnya. oh.. tidak aku tidak mau itu terjadi. oh tuhan apa yang harus aku lakukan!
      " Asya... janganlah bersedih... aku tak kuasa jika melihatmu menangis, jika kau mau pakailah seragamku biar aku saja yang tak pakai seragam!" Ucap Zie lembut sambil menghapus air mataku yang tanpa sadar menetes.
      "Sudahlah Zie, aku tak apa-apa ini semua yang terbaik untukku, kita terus terang saja pada ustadzah aku tau ustadzah pasti akan mengerti!" jawabku sambil menangis.
       Aku segera pergi keruang guru untuk menjelaskan apa yang terjadi  dan meminta izin agar diperbolehkan untuk tidak memakai seragam ke sekolah, untung saja ustadzah sangat menyayangiku sehingga memperbolehkanku.
      " Bagaimana sya, boleh tidak?" tanya Zie berharap.
      " Hm,...boleh!" ucapku tersenyum.
      " Alhamdulillah..." Zie tersenyum.

   Dear Diary
   
          Hai diary,.... kau tau pengalamanku hari ini, ya ampun sepertinya seru sekalikan dari mulai seragam hilang oleh hulya, telat masuk jam TIK bahkan sape gak konsen ngerjain ulangan biologi.
Oh tuhan..... cerobohnya aku ini, kenapa semuanya jadi seperti ini?
diary aku jadi teringat ayah, dulu ayah pernah bilang sejahat-jahatnya orang pasti ada baiknya. ya itulah yang ku pikirkan saat tadi berbincang dengan hulya, mungkin sekarang hulya seperti ini tapi bisa saja suatu saat nanti dia baik dengan ku, ya itulah yang ku harapkan.
diary ...aku tiba-tiba saja teringat dengannya. entah mengapa hari ini aku ingin sekali bertemu dengannya, ingin memeluknya, dan meminum teh bersamanya. tumben sekali hari ini  aku tak terlalu merindukan bunda, ka alda juga ka fabian. aku hanya rindu ayah saat ini, ayah ....sedang apa kau di sana? aku sangat merindukanmu..aku ingin bertemu denganmu sekarang, aku ingin menggenggam tanganmu erat-erat...
tuhan,.. sampaikan sayangku untuknya....

                                                                                                     Jumat, 17 September 2014
                                                                                                            Asyana Vatikan

      Menutup buku berwarna maroon dan beranjak keluar dari kelas menuju perpustakaan, inilah kebiasaanku ketika jam pelajaran kosong, aku lebih suka membaca buku-buku  di perpus dari pada sibuk mengobrol bersama teman-teman. ku tarik salah satu buku di rak, buku ini telah menyihirku untuk membacanya.cover berwarna hitam dan merah serta tertera judul ghazi karya Felix Siauw, ya...aku memang suka membaca buku-buku karyanya.
pukul 08.25
     " Asya.... ternyata kau di sini, tadi Zie mencarimu katanya ada kakamu...." ucap nattan mengagetkanku.
     " Kakaku! yang bener saja?" jawabku tak percaya.
     " Iya bener, untuk apa aku berbohong. jika kau tak percaya  pergilah ke kantor.!"
      Aku berlari keluar perpustakaan, yang ku pikirkan untuk apa kakaku kemari, sekarangkan bukan jadwal pemulangan santri, lagian jika mau menjenguk empat hari lagi kan aku pulang. ya allah...apa yang terjadi? tiba-tiba perasaanku tidak enak, aku berfikiran entah apa yang akan terjadi.
      Aku melihat kedua kakaku sedang duduk manis di atas sofa, mata kedua kakaku terlihat sembap. mereka menyunggingkan senyum walau terlihat seperti senyuman paksaan.
     " Ade sini duduk, kenapa dari tadi hanya berdiri di depan pintu?" kata ka fabian menggeser posisi tempat duduknya.
aku hanya terdiam dan menuruti apa kata kakaku.
     " Ade.." ucap ka alda memulai pembicaraan.
     " Kau taukan, semua makhluk yang bernyawa pasti akan mengalami kematian." Lanjut ka alda matanya memerah.
     " Asya dengarkan kaka baik-baik." Kata ka fabian meneteskan air mata.
     " Asya... ayah sudah  tiada....."
     " Ayaaahh....." Kataku menundukkan kepala.
      Tiba-tiba air mataku menetes, jantungku seperti berhenti berdetak, tubuhku lemas ...pikiranku hanya ada kata-kata "ayah...ayah...ayah....kembali..." Semua keinginanku saat pulang telah pupus terhantam badai, kebahagiaan untuk menginjakkan kaki di kota tercinta terasa tertutup kabut.

      Dear Diary

            Saat ini aku menangis karena aku tak pernah lagi bisa, melihat sosok berharga, sosok yang tersenyum lembut menatapku, ayah.....kau hanya terlihat dalam bayang..... 

                                                                                                Ayah, aku menyayangimu....

KARYA : HASNA NUR AZIZAH 
                                                                                                        

Minggu, 14 Februari 2016

ku ingin kau kembali....


" ayaaah ....." kataku menundukkan kepala,

       Hamparan bintang tampak lekat di langit, bulan dan bintang tak tertinggal untuk menghiasi suasana malam ini. Malam ini aku sangat bahagia karena esok aku akan pulang, ya... besok aku akan pulang tepatnya satu minggu lagi. Rasanya hari-hari yang aku lewati tampak lebih lama, mungkin ini hanya perasaanku  karena aku sudah terlalu rindu ingin bertemu dengan ayah dan bunda. Tepat sekali, aku mondok, mondok disalah satu pondok pesantren terkenal dan jaraknya lumayan jauh. Aku tinggal di bandung sedangkan aku mondok di jawa timur. Tak terasa aku sudah setengah tahun tak menginjakkan kaki di tanah kelahiranku, rindu memang saat awal masuk  pondok, mungkin aku bisa di bilang setiap hari menangis karena kangen dengan orang tua, oh... tapi jangan salah,  hal itu sudah lumrah ko' di pondok-pondok lain. Bayangkan saja aku harus tinggal dengan orang yang belum pernah aku kenal, jauh dengan orang- orang yang aku sayangi, tapi berawal dari sini aku bisa merasakan apa itu arti kehidupan yang sebenarnya, aku tau apa itu persahabatan yang murni, aku mengerti apa itu kebahagian yang sesungguhnya. Terimakasih ayah dan bunda yang telah merestui aku masuk ke pondok ini.
        Asya ya... itulah nama panggilanku, aku memiliki kedua kaka perempuan ka alda dan ka fabian kedua kakaku sudah kuliah sedangkan aku masih kelas dua sekolah menengah pertama.

  "Asya, ayo cepetan kemasi buku-bukumu, dasar anak rajin jam segini aja kamu masih belajar."Ucap   Zie bernada kesal.
  "Ya.. ampun Zie besok aku ulangan biologi, nilaiku harus bagus dong!"
  "Ia.. aku tau besok ulangan biologi tapi kamu-kan harus menjaga kesehatanmu lihat jam tanganmu,       sekarang sudah terlalu malam kita harus cepat-cepat istirahat."  
  "Oke..anak manis!" Kataku memasukkan buku kedalam tas.
         Akhirnya aku pun bergegas pergi menuju asrama, ku tatap arloji yang melekat di tanganku ternyata sudah pukul 23.45 pantas saja Zie memarahiku karena ini sudah malam.
         Pagi ini cuaca cerah, burung-burung terbang keluar dari sarang, semua santri sibuk dengan pekerjaannya masing-masing. ada saja santri yang sibuk dengan jadwal piketnya bahkan menggu antrian mandi. ya.. inilah keseharian kita saat pagi di pondok. semua ada kata kebersamaan, yang membuat hari-hari tampak bermakna.
   "Zie...apa kamu liat seragamku?" tanyaku panik.
   "Enggak ko', emang kamu taro mana?" jawab zie ikut panik.
   "Aku taro atas lemari, tapi ko' gak ada ya... gimana nich?"
   "Udah,,, mending kita cari bareng-bareng." kata Zie mencoba untuk menghibur.
         Aku dan Zie bergegas pergi keluar asrama, mencari seragam di rak-rak baju kamar mandi bahkan sampai bertanya-tanya kepada santri yang berlalu lalang kesana kemari. tapi usaha  itu seperti percuma, semua mengatakan tidak tau, kami mencari di rak  tidak ada seragam yang tertera nama Asyan Vatikan, ya ampun di mana seragamku sekarang, kenapa tiba-tiba menghilang.
   "Asyana Vatikan, kau mencari seragammu? oh... pasti kau sangat bingung untuk mencarinya..." tanya seseorang dari balik pintu asrama.

           BERSAMBUNG.....


Sabtu, 06 Februari 2016




hai sobat...
salam ceria buat hari ini, aku disini mau sedikit berbagi cerita asyik, ikuti yuks bareng kaka-kaka zastavu and noble warior's nama yang sedikit aneh yaa.. tapi kreatif.

kembali ke topik utama  waktu itu aku and temen-temen berkunjung bareng ke masjid aisyah binti abu bakar yang jaraknya lumayan jauh dari pondok. yaps aku anak pondok, tepatnya pondok perantren daruth thoyyibah. oh kalo kalian mau masuk sana silahkan... ih ko jadi promosi nich! tapi gak papa sih ! HE,HE,HE. disini kita bisa melihat panorama alam yang indah banget ditambah dengan suasana pegunungan  dan batu besar yng menghiasi. oh ya, dah dulu ya ...bye