Total Tayangan Halaman

Sabtu, 20 Februari 2016

lanjutan cerpen ku ingin kau kembali....



Ya ampun di mana seragamku sekarang, kenapa menghilang.....
      " Asyana vatikan, kau mencari seragammu? oh.... pasti kau sangat bingung untuk mencarinya..." tanya seseorang dari balik pintu asrama.
      " Oh, jangan-jangan ini ulahmu hulya?" ucap zie marah.
      " Menurutmu bagaimana ...sayangnya seragam itu sekarang perlu di cuci lagi, oh.... atau mungkin  kau mau memakai seragam kotor ini?" sambil melemparkan seragam asya yang sudah kotor entah di apakan oleh hulya.
      " Hulya....! kau tega sekali melakukan ini semua, ya allah... apa salahku sehingga kau mengujiku dengan beban seperti ini, bagaimana jadinya jika aku masuk sekolah tidak memakai serangam ?"
      " Itu bukan urusanku, sekarang aku ingin pergi, selamat untuk bersenang-senang asya...hari ini hukuman menantimu!" seru hulya pergi menjauh.
       ya allah, rasanya aku ingin menagis sejadi-jadinya, ingin marah, dan bertariak sekeras-kerasnya. ingin sekali membalas perbuatan hulya, tapi apa... jika itu yang aku lakukan aku berarti sama saja denganya, aku sama saja pembuat ulah, persis dengan sifatnya. oh.. tidak aku tidak mau itu terjadi. oh tuhan apa yang harus aku lakukan!
      " Asya... janganlah bersedih... aku tak kuasa jika melihatmu menangis, jika kau mau pakailah seragamku biar aku saja yang tak pakai seragam!" Ucap Zie lembut sambil menghapus air mataku yang tanpa sadar menetes.
      "Sudahlah Zie, aku tak apa-apa ini semua yang terbaik untukku, kita terus terang saja pada ustadzah aku tau ustadzah pasti akan mengerti!" jawabku sambil menangis.
       Aku segera pergi keruang guru untuk menjelaskan apa yang terjadi  dan meminta izin agar diperbolehkan untuk tidak memakai seragam ke sekolah, untung saja ustadzah sangat menyayangiku sehingga memperbolehkanku.
      " Bagaimana sya, boleh tidak?" tanya Zie berharap.
      " Hm,...boleh!" ucapku tersenyum.
      " Alhamdulillah..." Zie tersenyum.

   Dear Diary
   
          Hai diary,.... kau tau pengalamanku hari ini, ya ampun sepertinya seru sekalikan dari mulai seragam hilang oleh hulya, telat masuk jam TIK bahkan sape gak konsen ngerjain ulangan biologi.
Oh tuhan..... cerobohnya aku ini, kenapa semuanya jadi seperti ini?
diary aku jadi teringat ayah, dulu ayah pernah bilang sejahat-jahatnya orang pasti ada baiknya. ya itulah yang ku pikirkan saat tadi berbincang dengan hulya, mungkin sekarang hulya seperti ini tapi bisa saja suatu saat nanti dia baik dengan ku, ya itulah yang ku harapkan.
diary ...aku tiba-tiba saja teringat dengannya. entah mengapa hari ini aku ingin sekali bertemu dengannya, ingin memeluknya, dan meminum teh bersamanya. tumben sekali hari ini  aku tak terlalu merindukan bunda, ka alda juga ka fabian. aku hanya rindu ayah saat ini, ayah ....sedang apa kau di sana? aku sangat merindukanmu..aku ingin bertemu denganmu sekarang, aku ingin menggenggam tanganmu erat-erat...
tuhan,.. sampaikan sayangku untuknya....

                                                                                                     Jumat, 17 September 2014
                                                                                                            Asyana Vatikan

      Menutup buku berwarna maroon dan beranjak keluar dari kelas menuju perpustakaan, inilah kebiasaanku ketika jam pelajaran kosong, aku lebih suka membaca buku-buku  di perpus dari pada sibuk mengobrol bersama teman-teman. ku tarik salah satu buku di rak, buku ini telah menyihirku untuk membacanya.cover berwarna hitam dan merah serta tertera judul ghazi karya Felix Siauw, ya...aku memang suka membaca buku-buku karyanya.
pukul 08.25
     " Asya.... ternyata kau di sini, tadi Zie mencarimu katanya ada kakamu...." ucap nattan mengagetkanku.
     " Kakaku! yang bener saja?" jawabku tak percaya.
     " Iya bener, untuk apa aku berbohong. jika kau tak percaya  pergilah ke kantor.!"
      Aku berlari keluar perpustakaan, yang ku pikirkan untuk apa kakaku kemari, sekarangkan bukan jadwal pemulangan santri, lagian jika mau menjenguk empat hari lagi kan aku pulang. ya allah...apa yang terjadi? tiba-tiba perasaanku tidak enak, aku berfikiran entah apa yang akan terjadi.
      Aku melihat kedua kakaku sedang duduk manis di atas sofa, mata kedua kakaku terlihat sembap. mereka menyunggingkan senyum walau terlihat seperti senyuman paksaan.
     " Ade sini duduk, kenapa dari tadi hanya berdiri di depan pintu?" kata ka fabian menggeser posisi tempat duduknya.
aku hanya terdiam dan menuruti apa kata kakaku.
     " Ade.." ucap ka alda memulai pembicaraan.
     " Kau taukan, semua makhluk yang bernyawa pasti akan mengalami kematian." Lanjut ka alda matanya memerah.
     " Asya dengarkan kaka baik-baik." Kata ka fabian meneteskan air mata.
     " Asya... ayah sudah  tiada....."
     " Ayaaahh....." Kataku menundukkan kepala.
      Tiba-tiba air mataku menetes, jantungku seperti berhenti berdetak, tubuhku lemas ...pikiranku hanya ada kata-kata "ayah...ayah...ayah....kembali..." Semua keinginanku saat pulang telah pupus terhantam badai, kebahagiaan untuk menginjakkan kaki di kota tercinta terasa tertutup kabut.

      Dear Diary

            Saat ini aku menangis karena aku tak pernah lagi bisa, melihat sosok berharga, sosok yang tersenyum lembut menatapku, ayah.....kau hanya terlihat dalam bayang..... 

                                                                                                Ayah, aku menyayangimu....

KARYA : HASNA NUR AZIZAH 
                                                                                                        

Tidak ada komentar:

Posting Komentar